Senin, 18 Juli 2016


TORQUE CONVERTER


Torque converter dipasang pada sisi input rangkaian roda gigi transmisi otomatis dan dihubungkan ke drive plate (plat penggerak). Drive plate (plat penggerak) atau flex plate (plat lentur) seperti ini adalah kadang – kadang merujuk ke sesuatu yang digunakan untuk menghubungkan converter ke flange/naf/hub roda gaya pada poros engkol mesin. Ring gear, dimana motor starter berkaitan untuk memutar mesin adalah dipasang pada drive plat ini
Peran / fungsi torque converter :
  • Melipatgandakan momen putar yang dibangkitkan oleh mesin
  • Bekerja sebagai kopling otomatis yang menyalurkan momen putar mesin menuju ke transmisi
  • Menyerap getaran torsional dari mesin dan pemindah tenaga
  • Memperhalus putaran mesin.
  • Memutar pompa oli dari sistim control hidrolik

Torque converter berisi cairan transmisi otomatis, dan menyalurkan momen putar mesin menuju transmisi. Torque converter dapat melipat gandakan momen putar yang dibangkitkan oleh mesin atau berfungsi sebagai kopling fluida.


Torque converter juga membantu roda gaya untuk memper halus putaran mesin dengan menggunakan gaya inersianya sehingga poros engkol terus berputar diantara kejutan kejutan gerakan piston. Ia cenderung menyerap geataran  putaran mesin ke sistim pemindah tenaga melelui perantara fluida ketika tidak ada hubungan mekanik secara langsung melalui converter.

Tambahan lagi, hub bagian belakang pada bodi torque converter memutar pompa oli transmisi, menyediakan sejumlah volume fluida ke sistim hidrolik. Pompa tersebut berputar setiap kali mesin berputar, ini penting untuk dipertimbangkan ketika kendaraan di tarik. Jika kendaraan diterik dengan roda-roda penggerak diatas jalan dan mesin tidak hidup, poros exle menggerakkan poros output transmisi dan poros intermidit pada bearing – bearing yang tidak menerima pelumasan. Disini berpotensial merusak jika kendaraan ditarik untuk jarak yang jauh atau lebih cepat dari kecepatan rendah.

KOMPONEN KOMPONEN TORQUE CONVERTER


Komponen komponen pokok torque converter adalah ; pump impeller, turbine runner dan stator. Pump impeller sering merujuk sebagai pendorong sederhana dan turbin runner merujuk ke sebuah turbine.

1. Impeller pump


Impeller dijadikan satu dengan kotak (case) torque converter, dan beberapa baling-baling melengkung dipasang didalamnya secara radial. Sebuah ring pemandu dipasang di sisi dalam baling baling untuk memper lembut arah aliran fluida.





Ketika impeller digerakkan (diputar) oleh poros engkol mesin, fluida (cairan) didalam impeller berputar bersama nya. Ketika kecepatan impeller bertambah, gaya sentrifugal menyebabkan fluida mengalir keluar turbin.



2. Turbine runner

Lokasi turbin berada didalam case torque converter tetapi dia tidak berhubungan dengannya. Poros input transmisi. Apabila converter di pasangkan pada transmisi, poros input transmisi berkaitan dengan flens turbine runner melalui splins. Semua baling baling pada impeller pump berhadap hadapan dengan turbine runner. Lengkungan baling baling pada turbine runner berlawanan dengan lengkungan baling baling pada impeller pump. Oleh karena itu, apabila fluida terdorong oleh impeller, kemudian fluida itu tersangkut didalam tangkupan baling-baling turbin dan momen putar di transfer ke poros input transmisi, dan memutar poros ini searah putaran poros engkol mesin.


Copling fluida

Sebelum berpindah ke komponen torque converter yang berikutnya kita perlu menjelaskan tentang kopling fluida yang komponen-komponennya baru saja diuraikan. Ketika transmisi otomatis pertama kali hadir di kancah akhir tahun 1930 an, hanya memiliki komponen impeller dan turbine. Komponen ini disediakan untuk mentransfer daya putar dari mesin ke transmisi dan juga mengijinkan kendaraan dapat berhenti pada posisi gigi tidak netral dan mesin berputar idle. Namun kopling fluida yang awal tersebut memiliki satu kesamaan ; akselerasi jelek. Mesin akan bekerja seperti buruh hingga kendaraan menambah kecepatannya. Problem ini terjadi karena arah lengkungan baling-baling pada impeller dan turbine berhadap hadapan antara satu dengan lainnya.
Cairan (fluida) yang datang dari turbine runner mendorong lagi impeller pump dalam arah yang bertentangan dengan arah putaran mesin dan impeller pump.
Memperhatikan ilustrasi stator torque converter pada pembahasan berikut ; anak panah dengan garis putus-putus merepresentasikan arah aliran fluida jika tidak ada stator, sebagaimana kopling fluida. Tidak hanya tenaga putar mesin yang harus di tanggung oleh impeller pump pada awalnya, tapi sekaran impeller pump harus menghadapi kekuatan cairan yang berasal dari turbin runner. Stator diperkenalkan ke desain untuk mengatasi kekuatan kontra produktif cairan yang berasal dari turbin runner yang berlawanan arah dengan putaran mesin dan impeller pump. Tidak hanya menanggulangi problim tersebut, tapi juga mempunyai tambahan manfaat meningkatkan momen putar impeller pump (pompa impeler.

3. Stator

Stator ditempatkan diantara impeller dan turbine. Ia ditempatkan di poros stator yang dipasang mati pada casing transmisi. Baling baling stator menangkap fluida (cairan) yang meninggalkan turbin runner dan mengarahkan kembali sehingga fluida menabrak bagian belakang baling-baling impeller memberikan tambahan dorongan atau momen putar. Manfaatnya adalah torque dapat bertambah 30 % sampai 50%.


One-way clutch (kopling satu arah) mengijinkan stator berputar dalam arah yang sama seperti putaran poros engkol mesin dan impeller pump. Akan tetapi, jika stator berusaha berputar pada arah yang berlawanan dengan impeller pump atau poros engkol, one-way clutch mengunci stator untuk mencegahnya berputar. Oleh karena itu berputar atau terkuncinya stator tergantung dengan arah darimana fluida menghantam baling-baling stator.

Kerja konverter


Sekarang kita melihat bagian-bagian yang membentuk torque converter, mari kita lihat fenomena aliran fluida dalam torque converter. Ketika impeller di putar oleh poros engkol mesin, fluida didalam impeller berputar dalam arah yang sama. Ketika kecepatan impeller meningkat, gaya sentrifugal menyebabkan fluida mengalir keluar dari pusat impeller dan mengalir sepanjang permukaan baling-baling impeller. Bila kecepatan impeller meningkat lebih cepat lagi, fluida tertekan dan keluar dari impeller ke arah turbine. Fluida menampar baling-baling turbine menyebabkan turbine runner mulai berputar dalam arah yang sama dengan impeller pump tetapi kecepatannya berbeda. Turbine runner masih lebih lambat raripada impeller pump.

Sumber : http://www.autoshop101.com/